Sekolah Anti Hujan-Badai "SD Girijagabaya 1"


SD Girijagabaya 1 merupakan sekolah tua yang terletak di Kampung Nanggung Ds. Girijagabaya Kec. Muncang, Lebak Banten. Nama Girijagabaya sendiri diambil dari nama desa pemekaran kami, dan nama ini baru beberapa tahun saja disandang. Masyarakat sekitar sering menyebutnya "IMPRES" kerena bangunan sekolah ini dibuat sejak zaman orde baru. Dengan perkembangannya sekolah ini telah berganti nama beberapa kali dari SD Muncang 5 kemudian SD Muncang 3 hingga sekarang ini. Letak dari sekolah ini berada persis ditengah-tengah hutan karet.
Mungkin alasan kenapa dibuat ditengah hutan karena sekolah ini merupakan sekolah satu-satunya untuk warga dari empat beberapa kampung yang ada disana. Agar tidak menimbulkan kecemburuan maka dibangunlah sekolah ini diantara kampung-kampung sekitar atau ditengah-tengah anara kampung kekampung. Kampung-kampung itu diantaranya Nanggung, Eunjay, Bojong, Ciangireun dan Sabrang. 



Pada tahun 1998, emak memasukanku kesekolah ini. Pada saat itu mungkin adalah hari paling berkesan dalam hidup. Dengan menggunakan sepatu baru berwarna putih yang jika diinjakan mengeluarkan bunyi, ditopang dengan tas dari kulit buaya yang isinya sebuah pensil dan sebuah buku tipis bergambar donald aku berangkat kesekolah. Hari demihari aku lalui dan musim hujanpun datang. Saat musim hujan kami tak bisa menggunakan sepatu kami. Karena jalanan yang tadinya tahan kering berubah menjadi gumpalan lumpur tebal. Kampipun pergi kesekolah tanpa menggunakan alas kami dan beberapa teman bahkan mereka tidak membawa tas. Mereka hanya menyelipkan bukunya diselipkan dicelana bagian belakang. 



Pernah pada suatu saat, ketika kami sedang belajar didalam kelas saat itu pelajaran IPA. Tiba-tiba angin kecang datang berhembus kemudian seorang guru berteriak "Keluaaaaar, ayooo semunya keluarrrrrrr" kamipun segera keluar dari kelas dan berkumpul dilapangan sekolah. Ternyata angin para guru takut jika angin yang kencang itu dapat merobohkan bangunan sekolah. Karena saat itu aku masih kecil aku belum terlalu mengerti jadi aku dan teman-teman hanya bisa terdiam saja. Dari lapangan kulihat atap-atap sekolah bertebaran jatuh dan sebagian masih menempel tapi tetap saja atap-atap itu melayang-layang seperti akan jatuh. Tembok kelaskupun sudah retak-retak dan retakannya sudah sebesar tangan kami. 


Musim hujanpun berlalu, ketika itu kami sedang bermain dan guru telah memperingatkan kami untuk tida bersender diretakan tembok kelas kami. Namun satu teman bernama Nurman lupa akan perintah itu. Ketika bermain petak umpet tanpa sengaja ia bersender di tembok kelas dan seketika tembok setinggi empat meter itu roboh berkeping keping. Namun untungya tembok itu tidak roboh kearah Nurman. 


Meskipun sekolah kami berada di Indonesia, tapi kami belum pernah melakukan upacara bendera seperti sekolah lain. Hal itu karena kami tidak punya bendera merah putih. Sampai akhirnya pada tahun 2003, saat aku duduk di kelas 5 sekolah membeli sebuah bendera dan kepala sekolah memutuskan kami untuk melakukan upacara bendera hari senin. Hari itu adalah hari yang sangat bersejarah bagi kami. Karena upacara merupakan hal baru dan pertama yang kami lakukan. Saat itu aku terpilih menjadi pembaca Undang-undang Dasar 1945 dan aku sangat bangga sekali. Dengan gigih kami berlatih bahkan kamipun mempersiapkan membuat tiang dari bambu yang kami buat sendiri.  Dan kamipun menjadi pencetak sejarah di SD kami tercinta dengan orang-orang pertama yang menjadi pasukan pengibar bendera, dan orang-orang yang melakukan upacara bendera pertama kalinya. 


Itulah sepenggal kisah dari sekolah SD tercintaku. Memang sekarang kondisinya sudah berbeda. Semenjak ada Bantuan Operasional Sekolah "BOS" Sedikit demi sedikit SD tercinta mulai tertata. Jika dulu kami tidak pernah melakukan Upacara bendera hari senin maka sekarang sudah ada upacara setiap hari senin karena sekolah sudah punya bendera dan tiang besi. Sekarang juga anak-anak sudah mulai mendapat bantuan sepatu dan alat tulis. Sekolah ini memang masih jauh dari standar sekolah yang tercantum di Undang-Undang. Namun bagi warga desa ini dirasa cukup. Sekarang, yang aku rasa dibutuhkan sekolah adalah Toilet untuk siswa dan sebuah perpustakaan. Karena disekolah ini tidak memiliki kedua hal tersebut. Bagi pemerinatah mungkin ini bisa menjadi masukan atau usulan yang bisa dipertimbangkan secepatnya. 

1 comment:

Kau Yang Berasal Dari Gunung

Matahari mulai beranjak dari ufuk timur, kala itu juga kesibukan mulai terlihat disebuah kampung yang terletak di kaki Gunung Bongkok. Pa...